Rabu, 03 Juni 2009
Pelangi di Mata Orang Tua
Kalimat yang kujadikan judul kali bukan kata-kataku. Itu kukutip dari sambutan wakil wisudawan saat pengambilan sumpah dokter gigi di Savoy Homann, Bandung, Selasa lalu.
Ya, hari itu aku lihat pelangi di mata kedua orang tuaku. Bahkan bapak yang memang perasa, lebih dulu menitikkan air mata jauh sebelum acara pengambilan sumpah dilaksanakan. Aku yang duduk di sebelahnya jadi terhanyut dan tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya menggenggam tangannya yang kurasa sudah mulai kurus karena usia. Begitu sumpah diucapkan, terasa sekali kegagahan dalam diri ini muncul. Padahal bukan aku yang mengucap sumpah :)
Ketika masing-masing wisudawan dipersilakan menemui keluarga, kulihat pelangi di mata kedua orang tuaku kian bersinar. Tak ada kalimat apa pun yang ke luar daru mulut keduanya. Mata mereka sudah mengatakan semuanya.
Lega, itulah yang dirasakan kedua orang tuaku. Mereka sudah berhasil mengiringi kami, ketiga anaknya sampai pada gerbang pendidikan tinggi. Memang, mereka pernah berkata hanya bisa membiayai kami sampai sini. Jika lebih tinggi lagi, ya harus berusaha sendiri :)
Tak apa. Itu memang tugas mereka. Kami pun sangat bersyukur bisa diberi kesempatan, dorongan, doa, kesabaran, dan keroyalan materi (ini juga kata-kata sambutan wakil wisudawan :P) dari mereka. Itu saja tak sanggup kami kembalikan. Sangat kejam jika kami meminta lebih. Justru sekarang saatnya bagi kami yang memberikan kesempatan, dorongan, doa, kesabaran, dan keroyalan materi kepada mereka.
Ibu, bapak, terima kasih sudah menjadi orang tua yang sempurna bagi kami. Meski dengan keterbatasan kalian, kami bisa sampai di sini. Kami tak akan bisa jika kami tak diberi anugerah oleh Allah Swt orang tua seperti kalian.
Senang sekali kami melihat pelangi di mata kalian, ibu bapakku. Semoga pelangi ini abadi karena terletak di mata kalian, bukan di langit biru yang segera hilang saat cuaca berganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar