Sabtu, 20 Juni 2009
Perfume, The Story of A Murderer
Itu adalah judul novel yang pernah kubaca beberapa waktu yang lalu. Iseng, sebenarnya. Nggak niat baca tapi disodorin buku itu dan saat itu belum punya buku bacaan yang sangat ingin dibaca, ya akhirnya dibaca juga novel karya Patrick Sueskind, penulis asal Jerman.
Menarik. Memang buat saya rasanya sulit membayangkan seseorang memiliki kemampuan penciuman sedemiakian hebat seperti yang dimiliki Jean-Baptiste Grenouille. Tapi lepas dari itu, saya rasa dia harus diacungi jempol. Dia orang yang tahu kemampuannya dan gigih berupaya agar bau yang selama ini begitu menggetarkan jwanya bisa ia dapatkan lagi. Walaupun caranya tidak terpuji. Nah kalau soal ini, nggak setuju lah.
Nah tadi saya menyaksikan visualisasinya lewat film. Jalan ceritanya sedikit banyak sama dengan novelnya. Tidak mengecewakan. Hanya saja rasa yang saya dapatkan saat membaca novelnya dengan menonton filmnya sangat berbeda.
Sewaktu membaca novelnya, saya seperti mengikuti alur pikir si Grenouille sang pembunuh. Seolah-olah saya menjadi dia (aduh serem amat ya..). Tapi begitu melihat filmnya, sangat berbeda. Saya hanya menjadi orang luar yang tidak ikut serta di dalamnya. Bukan berarti buruk sebenarnya. Hanya saja kebengisan, dinginnya darah Grenouille yang saya dapatkan saat membaca novel malah jadi rasa kasihan begitu melihat filmnya. Jauh berbeda. Adakah yang salah di sini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar