Kamis, 29 Oktober 2009
USG Lagi
Rabu kemarin hari yang sibuk untukku. Hehe maklum jarang ke luar rumah. Pagi-pagi (untukku cukup pagi sekali jam 7 pagi itu) aku sudah mencuci. Pukul 10 aku sudah berangkat kontrol ke bidan di RSIA Budi Kemuliaan. Hari itu memang jadwal aku kontrol plus USG lantaran bulan lalu batal USG dengan alasan dokternya pulang (????)
Alhamdulillah antran tidak sepanjang biasanya. Malah cenderung sepi. Jadinya aku lebih cepat diperiksa. Begitu akan di-USG, seperti sebelum-sebelumnya, aku meminta hasil cetak USG. Jawabannya kali ini berbeda. "Kalau begitu, ibu ke lantai tiga saja. Di sana ibu bisa mendapatkan hasil cetakannya karena itu hak ibu. Kalau di sini milik kami makanya bayarannya murah".
Lucu juga soalnya bukan kali pertama aku memeriksakan diri di situ. Sejak Juni aku memeriksakan diri. Itu adalah kali ketiga aku USG di tempat yang sama. Saat pertama kali USG untuk memastikan kehamilan, aku tidak mendapatkannya karena keburu diprint hanya satu lembar dan aku tidak meminta sebelumnya. Makanya begitu aku minta, dibilang "Ibu, kenapa ibu nggak bilang dari awal, jadi kami bisa print-kan untuk ibu. Nanti lagi kalau mau hasil printout-nya, bilang di muka".
Maka begitu USG berikutnya untuk mengetahui detak jantung (lantaran melalui alat deteksi jantung bidan tak terdengar), aku meminta dimuka sebelum di-USG. Benar saja aku mendapatkan hasilnya. Tapi dimarahi bidan. Katanya "Ibu, ibu nggak boleh lagi seperti itu karena itu adalah hak kami. Lagian untuk apa sih hasil print out-nya?" Sempat aku juga emosi dan kukatakan saja apa adanya kalau itu sudah diberikan kepadaku sebagai hakku. Bidan pun diam dan hanya mencatatkan hasil USG. Dia hanya minta untuk aku selalu membawa hasil itu setiap kali kontrol lagi. Kuiyakan saja.
Nah kemarin aku USG. Karena ditolak dengan alasan murah dan hak rumah sakit, ya sudah aku mengalah. Aku memilih untuk USG di lantai atas dengan bayaran yang lebih mahal, nyaris dua kali lipat. Tak apalah.
Kali ini dokter yang melakukan USG mengatakan janinku satu, jenis kelamin disebutkan (hehe aku tak umumkan) dan berat 1 kg. Katanya untuk ukuran 27 minggu, berat 1kg itu normal minimal. Jadi aku diminta lebih giat makan. Hehe..
Lucunya, setiap kali sedang USG, aku bisa paham apa-apa yang ditunjukkan dokter karena memang jelas adanya. Ada kepala, tulang belakang, kaki, tangan, mata hidung, telinga, mulut (yang bergerak-gerak terus saat pengambilan gambar). Anakku aktif sekali sampai-sampai dokternya agak kesulitan menangkap wajahnya untuk diperlihatkan padaku. Bahkan saat menunjukkan jenis kelaminnya, berputar terus alat dokter yang berada di perutku (aku nggak tahu namanya). Alhamdulillah bayiku nampak sehat. Terima kasih ya Allah...
Nah, begitu diprint, aku bingung. Ini gambar apa ya? Gambar yang mana ya? Wah buta banget. Sampai-sampai bingung sendiri waktu memperlihatkannya ke suami dan orang-orang di rumah. Sebisanya saja aku terangkan.
Sepulang kontrol dari bidan, aku kontrol juga ke Pak Sobri. Memang jadwalku juga sih untuk ambil obat otak. Di sana, aku dikejutkan lagi dengan diagnosa yang berbeda. Jenis kelaminnya beda dan jumlah janinnya tidak sama bahkan ukuran janin pun berbeda. Walah!!!
Memang kami berdua, aku dan suami, tidak ingin mempermasalahkannya. Kami terima saja apapun yang Allah berikan. Mau dua, mau satu, mau laki-laki, mau perempuan, mau gendut atau lebih gendut, semua sama saja. Yang penting sehat. Tapi tetap saja masih suka bertanya-tanya kalau menemukan perbedaan diagnosa seperti ini. Hehe...Kita lihat saja tanggal lahirnya ya...
BTW itu gambar bukan bayiku lo...tapi kira-kira seperti itulah gambaran anak usia 27 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar