Jadi malu. Isi blog mostly about pregnancy. Hehe... Maklumin aja ya, lagi narsis nih, pertama kali hamil. Jadinya banyak yang ingin diceritakan.
Seperti yang sudah kuceritakan dipostingan sebelumnya, aku dinyatakan harus operasi caesar untuk bisa melahirkan anakku ini. Karena itulah, aku datangi rumah sakit tempatku memeriksakan kehamilan. Kuberalih menuju dokter kandungan (biasanya aku periksa ke bidan). Kupilih seorang dokter perempuan. Padanya kuminta operasi caesar.
Serta merta ia menolakku. Setelah diperiksanya, ia bilang kandunganku baik-baik saja. Anakku pun dalam keadaan baik. Hanya saja ia sedikit terlilit tali pusat. Menurutnya itu hal biasa. Ia bilang, 90 persen bayi yang dalam penanganannya berada dalam kondisi seperti itu. Lumrah saja. Toh hanya 10 persen darinya yang harus dioperasi caesar. Selebihnya bisa dilahirkan normal. Ia memintaku sabar dan akan mengusahakan normal.
Memang, aku tak mengatakan jika caesar adalah rujukan dari terapisku. Kan dia belum mengenal terapisku. Jadilah kujadikan suamiku sebagai "bemper". Ia kujadikan alasan mengapa kami meminta caesar. Tadinya kami pikir, adalah hak kami meminta caesar. Namun setelah penolakan dokter tersebut, suamiku berkata, hak dokter pula untuk menolak karena ia yang akan menangani. Dipikir-pikir memang dokter banyak macamnya ya. Sama saja dengan profesi lain. Banyak ragamnya.
Akhirnya aku mendatangi dokter kandungan yang dirujuk terapisku. Jauh benar lokasinya dari kediamanku di Tanah Abang. Dokter ini berpraktek di Serpong. Bedanya, ia laki-laki dan kenal terapisku. Jadinya aku tidak menjadikan suami sebagai "bemper" lagi.
Rupanya dokter yang ini pun memiliki pendapat tak jauh berbeda. Menurutnya, yang menjadi persoalan bukanlah lilitan tali pusat melainkan besarnya janin. Tali pusatnya tidak membelit leher, hanya melintang di dekat leher. Namun berat bayi sudah 3.400 gram. Aku kaget. Pasalnya, terakhir kali USG, berat bayiku 3.200 gram. Itu kulakukan hanya satu pekan sebelum ke Serpong. Cepat sekali ia bertambah besar hanya dalam kurun sepekan. Padahal aku sudah menghentikan minum sirop dan eskrim selama hampir dua pekan sebelum ke Serpong.
Dokter menyebutkan, dalam kondisi seperti ini, bisa jadi anakku pada kenyataannya sudah bermassa 3.600 gram. Kemungkinan pada saat lahir bisa mencapai 3.800 gram. Pasalnya, usia kandunganku belum genap 39 minggu ketika itu. Untuk genap 40 minggu (usia paling matang lahiran), aku harus menunggu sampai 31 Januari. Ia menyarankan aku untuk banyak jalan pagi dan senam hamil. Ia masih berharap aku bisa melahirkan dengan cara spontan. "KAmu masih ingin hamil kedua dan ketiga kan Rim?" tanyanya.
Sepulang dari Serpong, kudatangi terapisku. Memang ketika di Serpong pun, aku meneleponnya dan kubiarkan ia berbincang dengan dokter. Dokter hanya tertawa. Rupanya, ada dua kekhawatiran terapisku. Bayiku yang besar dan panggulku yang sempit untuk bayi sebesar itu. Setelah mendengarkan apa kata dokter, akhirnya ia pun menyetujuinya. Aku dan suami diminta menunggu sampai genap 40 minggu. Dalam masa penantian itu, aku diminta hal yang sama, banyak bergerak dan jalan pagi. "Insyaallah dia bisa turun ke jalan lahir", ujarnya.
Alhamdulillah kami pun melakukan apa yang diminta. Setiap pagi kami jalan-jalan di sekitar kediaman. Kurang lebih selama satu jam. Aku pun senam hamil satu sampai dua kali sehari. Aku juga suka jongkok dikala mandi dan mencuci. Tapi kalau sudah tidak tahan, uambil juga bangku kecil dan duduk. Kuupayakan juga memperlama sujud dan rukuk seperti yang dianjurkan ibuku. Mudah-mudahan upaya ini bisa membantu kelancaran kelahiran anakku kelak. Amin...
Allaahumma yatsir walaa tuatsiir. Ya Allaah, berikanlah kemudahan, jangan beri kesukaran. Aamiin... Kita usaha bersama ya, Nak...
Assalamu'alaikum Bu..salam kenal juga dari saya yah. Terima kasih telah mampir ke blog saya. Bagaimana kabar hari ini?..apakah sudah ada tanda2 melahirkan? Kalo misalnya belum, yg tenang hatinya yah..Insya Allah masih ada waktu hingga tgl 30-31 jan ya?. Ikuti saran dokter Bu, daaaaan juga..ada resep lagi untuk merangsang kelahiran atau datangnya kontraksi (tapi pastinya bener2 udah matang yah..spt Bu Rima ini). Yaitu kata dokter kandungan saya adalah sering2 bercampur dengan suami. Mungkin tll vulgar yah bahasanya..^.^..yah memang begitu saran dokter saya dulu dan hasil baca2 dari internet juga. Trus, tips saya dulu juga adalah (gpp saya bagi yah..siapa tahu membantu): sebelum tidur malam saya melakukan gerakan jongkok berdiri sebanyak 20 kali. Oh iya..sebelumnya sekitar jam 7.30 malam gt juga saya jalan kaki muter2 halaman depan selama 30 mnt, ntar bangun tidur hbs subuh jg jalan2 lagi sambil diselingi gerakan jongkok berdiri. Gerakan mengepel lantai juga bagus Bu. Semoga dede bisa lahir normal yah Bu.
BalasHapusTtg bayi besar..apa ibu sudah test gula darah? klo memang hasil test gpp..berarti ibu spt saya dimana ke 3 anak saya lahirnya gede2, yaitu 3558 gr, 3846 gr, dan kemarin 3400 gr. Yg ke 3 itu saya bener2 diet..krn saya sudah tahu riwayat kakak2nya kek gt, jd saya siap2 sendiri. Saya total ga minum yg manis2, roti2an, nasi juga dikiit bgt. Minggu2 terakhir kehamilan emang pesat bgt, pernah dl saya janinnya naik 400 gr dlm sepekan. BB saya naiknya dikit..dibawah 10 kg. yg trakhir kmarin cm naik 7 kg. Demikian sharing dr saya yah Bu..teriring do'a dr saya smg Allah memberikan kemudahan ya. Bisa lahir dgn selamat tak kurang suatu apa, sehat dua2nya. Amiin
Wassalamu'alaikum
wahyu safarindiyah