Kamis, 16 Juli 2009
Lagi-lagi Soal Bahasa Indonesia
Semalam nonton dialog di TV. Dialog ringan saja, tentang mengenang masa lalu. Lima nara sumber yang pernah jaya di era 70-80an ketika masih belia membeberkan pengalaman mereka. Seru sekali.
Dialognya sendiri tidak ada masalah. Yang sedikit mengganggu justru menjelang akhir acara. Pembawa acara mengundang anak dari tiga bintang tamu yang hadir. Ketika ia bertanya, "Pernahkah kalian melihat aksi papa, mama, dan tante-tante di sini ketika mereka kecil?" Mereka menjawab, "Never!" Kemudian dialog berlangsung dalam bahasa Inggris.
Saya tidak anti dengan bahasa asing, apalagi bahasa Inggris. Bahasa asing penting. Tapi tidak sebegitu pentingnya sampai-sampai tidak mengindahkan bahasa bangsa sendiri. Anak-anak bintang tamu itu paling baru duduk di bangku SD tapi tidak berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Tampaknya mereka juga bukan keturunan bule.
Sedih saja rasanya di usia belia sudah dikikis secara perlahan ke-Indonesia-annya. Bahkan mereka tidak bisa menyanyikan lagi "Di sini senang, di sana senang" yang dinyanyikan bersama-sama pada akhir acara. Mereka hanya senyum-senyum saja. Padahal lagu itu sangat umum dinyanyikan di TK-TK di Indonesia.
Mungkin sekarang bahasa yang terkikis, nanti apa lagi? Bagaimana mereka akan menjadi pewaris bangsa ini jika sedari kecil saja rasa ke-Indonesiaannya sudah dikikis. Bisa-bisa ketika saatnya tiba mereka menjadi pewaris, tidak lagi merasa menjadi bangsa Indonesia. Akan ke mana bangsa ini?
Sedih rasanya. Anak-anak pesohor yang jusru mencontohkan ini. Sebelumnya saya juga menuliskan tentang hal senada dalam "Bisa Bahasa Indonesia, Sedikit".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar