Minggu, 09 Agustus 2009
Kue Marie
Tahu kue marie kan? Itu adalah kue ciri khas anak-anak yang baru belajar mengunyah. Kalau sekarang sih pasti sudah banyak ragam merek dan jenis. Tapi kalau di jaman saya kecil dulu, kue marie yang paling ngetop adalah Marie Regal (maaf tidak bermaksud promosi).
Ciri khas kue ini adalah bentuknya yang bundar sempurna. Rasanya (kalau dulu sih) sangat berasa susu. Sekarang kuakui rasanya sudah tak seperti dulu. Walaupun, jujur saja, sekarang aku masih mengonsumsinya. Saat hamil seperti sekarang ini, rasa lapar sering mendera. Biskuit adalah pengganjal perut yang setia. Memang jenis biskuit yang ada di dalam lemariku macam-macam tapi Marie Regal sering kali bertengger di antaranya.
Kuibaratkan kami berdua, aku dan suami, sebagai kue marie. Ide itu terlontar begitu saja saat kami berdua berfoto bersama di satu acara. Ketika itu suamiku memegang kamer dan menjepret kami berdua begitu saja. Sudah tentu yang sangat nyata adalah wajah kami berdua dalam jarak yang sangat dekat. Keduanya bulat. Spontan saja aku berkata, "Kayak kue marie". Setelah itu, setiap kali kami mengambil foto berdua, memang yang nyata adalah kebulatan dua wajah kami yang seperti kue marie.
Kalau misalnya aku perhatikan, kami berdua memang ada kemiripan. Di wajah kami, tepatnya di hidung kami, terdapat tahi lalat yang cukup mencolok. Letaknya nyaris tepat sama. Kemiripan ini sudah tentu ada sejak kami lahir.
Memang kata orang, kalau sudah menikah akan jadi miripsatu sama lain. Ini dikarenakan sudah ada pencampuran di antara keduanya. Itu juga yang kurasakan. Pernah satu kali seorang kawan terkejut saat mengetahui aku ini keturunan suku Jawa dan Sunda. Dia spontan berkata, "Saya pikir dari Sumatera. Wajahnya kayak orang Sumatera,". Padahal yang punya darah dari Pulau Andalas adalah suamiku. Tapi kalau soal tahi lalat di hidung, itu sudah dari sononya lo, bukan karena ingin jadi mirip lantas salah satu dari kami menjalani operasi tahi lalat.
Untuk urusan lain pun aku rasa kami berjodoh. Sewaktu belum menikah, kami pernah ngobrol-ngobrol. Ternyata kami sama-sama tidak doyan AC dan bukan penggemar daging kambing. Kami sempat tertawa mengetahui kesamaan tersebut. Maka sewaktu keluarga kami mengetahuinya, semua serempak berkata "Wah jodoh nih..." Aamiin..
Kembali ke kue marie. Sekarang ini kami berdua sudah dalam masa subur. Artinya, kami berdua sudah lebih gemuk dari sebelum kami menikah. Maka kue marie ala kami berdua memang jadi lebih lebar. Setiap kali mengaca berdua, jadi ingin tertawa. Sangat bundar....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar