Ini adalah Ramadhan pertama bagiku dalam kondisi yang berbeda. Saat Ramadhan kali ini, aku dalam keadaan hamil. Insyaallah tiga bulan usia kandunganku.
Alhamdulillah aku sudah melewati hari pertama puasa dengan baik. Semoga bisa sampai akhir bulan nanti. Jadinya aku bisa puasa penuh. Belum pernah nih semenjak dapat haid 17 tahun yang lalu :D
Boleh dibilang isi puasaku hari ini adalah tidur. Aku belum tidur sejak semalam. Sempat aku hendak menuju alam mimpi tapi dikejutkan oleh suara petasan yang tepat dibunyikan di depan pagar rumah. Sontak aku terbangun dan tidak bisa tidur. Akhirnya aku memotong tempe untuk digoreng. Barulah setelah shalat subuh aku tidur.
Tapi dasar sedang berbadan dua (atau tiga ya? :D), saat sedang tidur selalu ingin mengosongkan kandung kemih. Ada sekitar tiga atau empat kali aku ke kamar mandi sampai akhirnya aku bangun pukul 10 pagi.
Setelah menyetrika dan mandi, rasa kantuk tak jua hilang. Akupun tidur lagi. Padahal rencananya aku hendak memeriksakan kandungan ke bidan. Tapi melihat jam di dinding sudah mepet waktu pendaftaran, akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi bidan Senin nanti.
Aku bangun pukul 13.30 lantaran lagi-lagi ingin membuang air seni. Lalu setelah shalat dzuhur, aku tidur lagi sampai pukul 16.00. Ya sebenarnya tidak lelap juga karena panas. Tapi memang semenjak hamil, aku jarang tidur pulas. Ada saja yang membuatku terbangun.
Dipikir-pikir, aku seharian tidur. Waduh... Memang sih, tidurnya orang yang berpuasa ibadah tapi perasaan jadi malu sendiri. :D
Kalau mendengar cerita kawan yang pernah bermukim di jazirah Arab, Ramadhan adalah bulan berbalik 180 derajat. Artinya, kehidupan diputar dari siang menjadi malam. Saat Ramadhan, perkantoran dan pasar tutup di siang hari dan buka di malam hari. Jadi mereka tetap beraktivitas hanya waktunya saja yang diubah. Sepanjang siang adalah masanya mereka beristirahat dan beribadah. Ya kira-kira sama lah dengan saat magrib sampai menjelang subuh kalau di kita. Orang banyak yang sudah berkumpul di rumah dengan keluarga setelah seharian beraktivitas. Di tengah lelapnya tidur, terkadang (mungkin ada juga yang menjadikannya rutinitas) terbangun dan mengerjakan shalat tahajjud.
Jadi, Ramadhan bukan alasan bermalas-malasan dan mengurangi jam kerja. Semua sama. Hanya waktunya yang diubah. Istilahnya mungkin seperti variasi hidup. Jadinya hidup tidak monoton. Ada masa berbeda yang diberi berkah lebih sama Yang Maha Kuasa.
Nah kalau tidur di siang hari seperti yang kulakukan, masuk kategori ini tidak ya? Hehe...
Semoga aku bisa menjalani puasa dalam keadaan hamil kali ini dengan baik. Berkah Ramadhan yang tak hadir setiap hari ingin aku raih untuk bisa jadi bekalku kelak. Terapisku juga menganjurkan untuk puasa. Tapi ia tidak menganjurkan untuk puasa sunah. Barangkali suasana Ramadhan yang di saat itu semua orang juga berpuasa akan menguatkan ibu-ibu hamil (dan menyusui) untuk ikut berpuasa. Tentu saja dapat berkah juga. Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar