Kamis, 10 September 2009

Anugerah

Adalah satu anugerah diri ini diberi kesempatan menjadi seorang wanita hamil. Insyaallah dalam beberapa bulan ke depan, jika memang Allah berkehendak, aku berkesempatan menjadi ibu.

Adalah satu anugerah diri ini diberi kesempatan memiliki keturunan. Insyaallah jika memang prediksi terapisku benar, aku dan suami langsung mendapatkan dua keturunan dalam kali pertama kehamilanku ini.

Sejak awal dinyatakan positif oleh terapis, kami diberitahu jika rahimku berisi dua makhluk calon anak. Namun ketika memeriksakannya ke bidan, sebaliknya. Bidan menyatakan aku hanya mengandung satu janin.

Kami memang tak merisaukan berapa janin sebenarnya yang kami kandung. Itu hak Allah untuk menentukan. Hanya saja, boleh dong kalau aku memaparkan sedikit saja apa yang aku rasakan selama kehamilan ini.

Menurut bidan, usia kandunganku saat ini berarti hendak memasuki bulan kelima. Sementara terapisku mengatakan hendak memasuki bulan keempat. Tak masalah karena memang mereka memiliki sistem perhitungan yang berbeda. Bidan menghitung sejak menstruasi terakhir sementara terapisu semenjak aku tidak lagi mens. Jadi ya kalau dipikir-pikir sama saja, dan memang akan terjadi perbedaan satu bulan.

Terus terang, bobitku belum melesat naik. Bisa jadi ini disebabkan aku diminta memilih makanan yang bergizi, bukan yang mengenyangkan. Memang selama berobat ke terapis, aku mendapat bermacam pantangan selama kehamilan. Tujuannya agar kandungan nutrisi yang masuk ke dalam diriku tepat guna, bukan sekadar menuruti keinginan lidah. Alhamdulillah efektif. Meski mendapatkan pantangan, aku tetap bisa banyak makan :D

Aku juga diminta untuk menjaga berat badan maksimal bobot naik 12 kilogram saja selama kehamilan. Menurutku ini baik karena jika terlalu juga akan ada masalah dalam proses kelahiran. Belum lagi gula darah, tekanan darah, dan sebagainya yang bisa memengaruhi proses kelahiran.

Oya maaf jika aku lebih sering mengungkapkan proses pengobatanku dengan terapis ketimbang bidan.Maklum, aku bertemu bidan hanya sebulan sekali sementara dengan terapis seminggu sekali. Baru kali ini saja aku sudah boleh berobat dua pekan sekali. Pemantauan janin oleh terapisku memang tergolong intensif.

Kehamilan kurasakan sebagai sesuatu yang wah. Aku menantinya sejak menikah dua tahun lalu.
Begitu mendengar ada dua janin dalam rahimku,seakan tak percaya. Namun kali ini insyaallah aku percaya.

Perutku kurasakan lebih besar dibandingkan ukuran kehamilan dengan usia yang sama. Bentuknya bulat dan keras di kedua sisi. Memang terapisku mengatakan jika bayi yang kukandung berada dalam dua telur yang berbeda, di kanan dan kiri. Nafasku pun terasa tersengal-sengal. Dan yang pasti adalah rasa lelah yang luar biasa serta laar yang tiada duanya. Namun aku tetap berpuasa. Terapisku bilang, Ramadhan bulan berkah, insyaallah dapat berkahnya. Jadi aku diperbolehkan puasa di bulan suci hanya saja dia memintaku tidak melakukan puasa sunah dulu.

Selain kondisi fisik, aku pun merasakan gejala yang menurutku adalah petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Aku pernah berimpi melahirkan dua orang bayi. Pada papan namaku tertulis: "Jumlah bayi 2 jenis kelamin sama". Terapisku bahkan sudah memberi tahu tentang jenis kelamin anak-anakku. Dan seperti mimpiku, mereka berjenis kelamin sama. Apa jenis kelaminnya? Kita tunggu saja pada saat kelahiran.

Mungkin terdengar konyol tapi aku merasa jika itu adalah salah satu petunjuk. Jika benar, alhamdulillah namun jika tidak, bukan masalah kan?

Namun apapun juga bisa berubah. Yang Maha Berkehendak berkuasa atas kita. Jadi apa yang sebenarnya terjadi padaku, ya tunggu saja tanggal mainnya...:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar