Sabtu, 24 Oktober 2009

Getaran

Awalnya ga mau ge-er saat perutku menunjukkan gejala pergerakan bayi. Tapi lama-lama ko ya makin sering. Jadinya bukan yakin lagi tapi mantap! Hehe..

Sudah sejak lama Pak Sobri, terapisku, mengatakan kalau bayi yang kukandung sangat lincah. Kata dia, bayiku aktif dan punya degup jantung yang baik. Sehat insyaallah. Tapi karena waktu itu baru berusia sekitar dua atau tiga bulan, aku malah bengong. Aktif? Ko kayanya biasa aja. Malah perutku kurasa belum membesar seperti layaknya orang hamil.

Sewaktu diperiksakan ke bidan pun aku tak yakin. Alat dengar degup jantung bayi menunjukkan kesulitan menangkap sinyal. Akupun diminta USG. Memang saat USG kulihat bulatan di layar yang bergerak-gerak. Senang sekali rasanya. Takjub dan bertanya dalam hati, ko bisa ya? :)

Barulah ketika memasuki bulan keempat mau kelima (aduh susah benar mengingat kapan pastinya) pergerakan di perut itu kurasakan. Kadang suka tertawa sendiri begitu bayiku bergerak. Rasanya seperti getaran mengagetkan karena terjadi tiba-tiba dan hanya sekilas saja. Belum bisa berbagi dengan suami karena getaran itu belum teraba dari luar. Jadinya ya senyum-senyum sendiri saja.

Nah begitu getaran itu makin menguat karena sering kali bukan berupa getaran tapi hentakan dan tendangan, aku bisa berbagi dengan suami. Jika suamiku ada di rumah, aku suka memberitahukannya jika bayiku bergerak. Tapi kalau pergerakannya sangat aktif dan tergolong lama, aku memintanya memegang perutku agar ia juga merasakan apa yang kurasakan. Tak jarang jika bapaknya yang memegang perut, justru anakku lebih aktif. Ia lebih intens bergerak. Barangkali kangen sama bapaknya karena kalau siang hari tentunya dia kerja.

Takjub itu kian bertambah. Ko bisa ya? Duh senang sekali rasanya. Kalau selama ini hanya tahu dari cerita keluarga dan teman-teman, kali ini aku merasakannya sendiri. Kalau selama ini hanya bisa memegang perut kawan yang hamil, sekarang bisa pegang perut sendiri. Terus menerus :)

Alhamdulillah kami diberi kesempatan untuk mengawali menjadi orang tua. Terima kasih Allah. Berikan kami kekuatan, kelapangan ilmu, kelapangan hati, kesabaran yang tak berbatas untuk dapat mempersiapkan generasi-genarasi yang mencintai-MU dan Engkau pun mencintai mereka. Insyaallah mereka masuk ke dalam golongan manusia beruntung. Amin.. My children, i miss you all already :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar