Kamis, 10 Desember 2009

Nama Anakku

Apalah arti sebuah nama. Begitu penulis asal Inggris William Shakespeare mengemukakan pendapatnya. Mungkin bagi sebagaian orang setuju tapi yang lainnya tidak. Saya termasuk golongan orang kedua. Bagi saya, nama menunjukkan siapa dirinya.

Begitu pula pada saat perut ini sudah semakin menggelembung. Kemarin bidan menyatakan kandunganku sudah berusia 32 minggu. Artinya sekitar enam pekan lagi akan muncul makhluk baru dari rahimku. Amin...

Tentunya makhluk baru itu, manusia baru itu, that my one little baby, akan memiliki nama. Kami, aku dan suamiku, sudah mempersiapkan nama. Siapakah itu? Hehe tunggu saja tanggal lahirnya. Kami belum akan mempublikasikannya.

Mengenai nama-menamai ini lumayan juga perjalanannya. Sejak dinyatakan hamil, aku mulai mencari nama-nama bayi di internet. Sebagian aku simpan sebagai referensi. Bahkan bulan lalu kami membeli buku khusus nama-nama Islam di sebuah toko buku. Aku terus-menerus merengek pada suami untuk diantar ke toko buku. Alhamdulillah bulan lalu dia ada waktu mengantarku. Sebenarnya aku mau saja pergi sendiri. Tapi suamiku merasa khawatir jika aku sendirian. Khawatir dengan kehamilanku ini. Maklum kehamilan pertama 

Kucoba merangkai nama-nama. Menurutku sih indah. Lantaran pernah dinyatakan ada dua janin, akupun semakin banyak merangkai nama. Nama anak laki-laki maupun perempuan. Lucunya, setiap kali merangkai nama laki-laki kok ya terasa feminin. Jadinya aku memutuskan untuk menyerahkan nama laki-laki pada suami. Jadi secara tak langsung, kami berbagi tugas. Aku merangkai nama anak perempuan sementara suamiku laki-laki.

Enth mengapa setiap merangkai nama, aku selalu ingin nama itu terdiri dari tiga kata. Maka ketika suamiku berkata, ”Neng, titip kata ’xxxxxx’ untuk nama kita ya”. Aku bingung. Jika ditambahkan, nama anak semakin panjang tapi rasanya sayang kalau kata titipan suamiku tidak tercantumkan karena arti kata itu adalah doa yang sangat baik. Hehe maaf ya aku tidak mempublikasikannya. Kusimpan untuk anak-anakku.

Akan jadi seperti apa nantinya, aku belum tahu. Saat ini anakku tengah asik bermain di dalam rahim. Sesekali ia menendang, menyikut, menyundul, dan barangkali mengelitiki ibunya. Siapapun namanya kelak, itu adalah doa kami padanya, harapan kami padanya.

Selamat menikmati keehidupanmu di alam sana, Nak. Kami di sini sabar menanti kehadiranmu. Kami berupaya mempersiapkan segala yang terbaik untukmu dan adik-adikmu kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar