Jumat, 26 Juni 2009

Bisa Sedikit Bahasa Indonesia


Miris membaca laporan wawancara sebuah harian dengan seorang artis pendatang baru. Artis yang baru pertama kali main film Indonesia tersebut mengaku hanya bisa sedikit berbahasa Indonesia. Padahal ia adalah warga negara Indonesia (WNI). Ayah ibunya notabene orang Indonesia. Ia juga lahir di ibu kota negara Indonesia. Sejak brojol ke dunia, dia menghirup udara Indonesia. Ko dengan santainya dia berkata "Saya bisa Bahasa Indonesia, sedikit."

Kalau yang berkata seperti itu adalah Barrack Obama, tak jadi masalah. Toh dia di Indonesia hanya satu tahun lamanya. Tapi ini WNI asli yang mengatakan hal itu.

Dalam penuturannya, artis muda ini bersekolah di sebuah SD Internasional. Ia dibiasakan ayah ibunya berbahasa Inggris sejak kecil. Alasannya, mereka ingin anak-anaknya mudah berkomunikasi dengan orang dari seluruh penjuru dunia. Terdengar hebat ya? Tapi menurut saya justru aneh.

Oke dia bisa berkomunikasi dengan orang dari manapun (yang menggunakan Bahasa Inggris tentu saja) tapi dia sulit berkomunikasi untuk sekadar membeli gula di warung misalnya. Okelah dia bukan tipe anak yang suka diminta pergi ke warung karena seluruh kegiatan rumah tangga ada pembantu.

Tapi coba jika ia akan ditanya oleh temannya yang dari penjuru dunia itu, "Bahasa Indonesia itu seperti apa?" Akankah ia merasa bisa menjawabnya dengan baik jika dia tidak memiliki rasa Bahasa Indonesia lantaran tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari? Akankah orang yang hanya berbicara Bahasa Indonesia saat bersama pembantu saja ia bisa meresapi rasa bahasa nasional itu di dalam dirinya? Akankah ia merasa menjadi orang Indonesia kalau ia tidak fasih berbicara bahasanya sendiri?

Sedih rasanya mendengar hal itu ke luar dari mulut anak usia 10 tahun. Bahkan pewawancara menuliskan di akhir salah satu pernyataan artis muda ini, "tuturnya dalam Bahasa Inggris". Bayangkan, pewawancara saja harus menerima jawaban dalam bahasa Inggris dari seorang WNI yang tinggal di Indonesia sejak lahir. Tidak dijelaskan oleh pewawancara apakah ia pun harus bertanya dalam Bahasa Inggris. Tapi di salah satu pernyataannya, artis belia ini tidak mengerti naskah yang diterimanya karena ditulis dalam bahasa Indonesia! GUBRAK!! Dia baru paham maksud dialog-dialog yang ada di dalamnya setelah sang ibu mengalihbahasakannya dalam Bahasa Inggris. Malahan sang ibu memiliki harapan lain, anak-anaknya bisa berbahasa Perancis.

Menurut saya, sangat baik mempersiapkan anak menghadapi era globalisasi yang tinggal selangkah lagi. Mengajarkan dan membiasakan Bahasa Inggris adalah salah satunya. Tapi bukan berarti tidak menanamkan rasa kebahasaannya sendiri karena Bahasa Indonesia adalah jati diri kita orang Indonesia. Bukankah bahasa nasional kita Bahasa Indonesia? Menjadi bahasa pemersatu pun melalui perjuangan yang tidak mudah untuk sampai pada Sumpah Pemuda 1928. Berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Jadi kalau memang orang Indonesia, wajib bisa berbahasa Indonesia sefasih Pangeran William dengan Bahasa Inggrisnya, Kim Jong-Il dengan Bahasa Koreanya, Mahmoud Ahmadinejad dengan Bahasa Persianya, Aishwarya Rai dengan Bahasa Hindinya, Jackie Chan dengan Bahasa Mandarinnya, dan siapapun dengan bahasa nasionalnya masing-masing. Bukan berarti mereka tidak bisa Bahasa Inggris atau mungkin bahasa asing lainnya tapi mereka tidak lupa, tidak melupakan akar dari mana mereka berasal.

Mungkin penyanyi Anggun bisa jadi contoh. Penyanyi asal Indonesia yang dulu dikenal dengan nama Anggun C Sasmi bisa melanglang buana tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai orang Indonesia. Meskipun saat ini dia sudah berpindah kewarganegaraan tapi dia masih merasa sebagai orang Indonesia karena kepindahan kewarganegaraannya lebih dikarenakan memudahkannya bertinggal di negeri orang. Maklum, dia orang sibuk yang konser keliling dunia. Jadi kalau harus bolak-balik ngurus perpanjangan izin tinggal kan repot. Makanya berpindah kewarganegaraan lebih cenderung ke arah sana.

Tapi coba saja kita lihat. Dia tetap cinta Indonesia. Dia tak pernah lupa membuat lirik versi Bahasa Indonesia untuk beberapa lagunya yang berbahasa Inggris. Terkadang ia juga memiliki lagu dan album versi Bahasa Perancis. Jadi, tidak harus lupa dengan bahasa tanah air sendiri kan? Buktinya dia bisa melakukannya dalam tiga bahasa, Indonesia, Inggris, Perancis dan semuanya bisa diterima masyarakat. Itu malah menjadi kelebihan di dari penyanyi lainnya.

Bahkan saking cintanya dengan Indonesia, dia selalu kangen dengan Teh Botol yang mungkin hanya ditemui di Indonesia. Dia juga berencana melakukan konser di kota-kota kecil di Indonesia. Bukan di mana-mana, di Indonesia. Diva internasional ini tidak lantas sombong. Walaupun dia sudah mengalahkan Beyonce Knowless dalam sebuah survey mengenai Diva Internasional yang memberikan inspirasi. Ia di peringkat empat dan Beyonce lima.

Coba saja, apakah Anggun lantas enggan berbahasa Indonesia ketika ia di Indonesia? Jangan salah, dia senang berbahasa Indonesia. Bahkan dalam salah satu wawancara, pewawancara pernah bertanya, "Masih bisa Bahasa Indonesia?" Anggun justru terlihat kaget. Saya lupa apa jawaban pastinya tapi yang jelas berisikan mengapa ia harus lupa dengan bahasa tempatnya berasal. Ia selalu menggunakan Bahasa Indonesia ketika berada di Indonesia. Bahkan dalam konsernya. Putri tercintanya pun dinamainya dengan nama yang Indonesia banget, Kirana.
Jadi, haruskah menaggalkan identitas diri yang asli demi globalisasi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar