Rabu, 24 Juni 2009

Dua?

Ini bukan tentang Pilpres 2009 yang sedang heboh. Ini tentang kami, aku, suami, dan calon anakku.

Kami menikah tahun 2007. Alhamdulillah baru sekarang kami memiliki gejala akan memiliki keturunan :) Jadi lumayan lah dua tahun kami pakai untuk pacaran :D

Tahun lalu aku sempat memeriksakan diri ke dokter kandungan. Hasilnya, baik-baik saja. Tidak ada yang salah dengan diriku. Ada satu kista ukuran 1,7 mm yang katanya cukup kecil dan akan hilang jika aku hamil.

Namun rupanya Allah belum berkehendak. Suamiku yang trauma dengan dokter, enggan memeriksakan diri. Maklum, ia pernah menjadi korban malpraktek sehingga sulit baginya untuk percaya lagi dengan orang-orang berprofesi dokter. (Anda yang berprofesi dokter tidak usah kesal, ini hal yang wajar saja to?) Selain itu, pekerjaan suami yang tidak jelas waktu kerjanya menyulitkan dia untuk bisa memeriksakan diri di jam praktek dokter.

Akhirnya tiba masa di mana kami memiliki waktu luang untuk fokus pada keturunan. Pilihan kami adalah berobat kepada herbalis. Ini bukan dukun melainkan ahli pengobatan dengan ramuan tumbuh-tumbuhan yang diracik sendiri oleh herbalisnya.

Setiap pekan kami diperiksa dan dilihat perkembangannya. Rupanya di dalam rahimku ada tokso. Sedih rasanya mendengar hal itu. Namun sang herbalis memintaku untuk bersabar karena menurutnya itu bisa disembuhkan jika sudah terjadi pembuahan. Maka setelah terjadi pembuahan, aku mendapatkan obat anti virus tokso.

Alhamdulillah setelah sekitar tiga bulan berobat, aku dinyatakan positif hamil. Memang selain obat, aku juga diberi pantangan memakan makanan mengandung pengawet, makanan rasa asam, daging bakar. Itu semua memang biang penyakit. Rupanya tokso yang sempat kuderita lantaran dari kecil aku doyan sate dan ayam bakar. Kalau makanan dan minuman berpengawet, itu sih rasanya hampir semua ahli kesehatan melarangnya. Iya kan?

Bulan lalu aku tidak mendapatkan haid. Aku juga diminta untuk mengecek ke dokter atau bidan. Pilihanku jatuh pada bidan. Saat bidan memeriksa, dia tidak bisa "memegang" janin dalam tubuhku. Makanya aku diminta untuk kembali lagi dalam empat pekan yang jatuh Senin besok. Kami berencana USG.

Selama ini kami (aku dan suami) tetap memeriksakan diri ke herbalis karena perkembangan tiap minggu harus dipantau. Menurut herbalis, aku sudah mengandung sekitar tujuh pekan. Tapi perhitungan dokter atau bidan kemungkinan berbeda. Itu tidak menjadi masalah selama kami sehat-sehat saja.

Kabar mengejutkan hadir sekitar tiga pekan lalu. Menurut diagnosa herbalis, aku mengandung dua bayi, di kanan dan kiri. Namun untuk memastikannya aku diminta USG. Kebetulan jadwal USG Senin depan jadi aku tunggu saja lah. Hehe...

"Mudah-mudahan diagnosa saya benar. Tapi kalau misalnya hanya satu tetap diterima kan?" tanya herbalis pada kami. Ya tentu saja kami menerima. Itu kan anugerah. Masa iya kami tidak menerimanya. Toh kami sudah menunggu dari 2007 :)

Apapun hasil USG nanti, kami pasrah. Tentunya harapan kami diagnosa herbalis itu benar. Suamiku memang memiliki garis keturunan kembar, jadi siapa tahu benar. Apalagi kalau melihat gejala kehamilan yang aku rasakan. Kata orang-orang di sekitarku, "Ko payah banget hamilnya?"

Memang rasa mual dan pusing tak henti-hentinya mendera. Keinginan untuk buang air kecil juga sangat sering. Padahal kalau baca di artikel-artikel kehamilan, di usia tujuh minggu belum sesering ini buang air kecilnya.

Ya kami berharap yang terbaik. Mudah-mudahan harapan kami memang yang terbaik bagi kami. Doakan kami ya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar