Sabtu, 19 Oktober 2013

Si Manis dan Si U (Dongeng Duet Ibu dan Faiz)

Saya baru cabut gigi belakang. Jadinya enggan bannyak membuka mulut. Biasanya, saya membacakan buku cerita tapi kali ini saya ajak Faiz bercerita. Bukan "membacakan" buku cerita tapi bercerita sebelum tidur.

Inilah dongeng duet hasil tanya jawab:

"Faiz mau cerita tentang apa? Kambing?"
"Apa ya? Kucing aja deh!"
"Oke, ceritanya gimana?"
"Nggak tahu Faiz."
"Kucingnya warna apa?"
"Hitam."
"Namanya siapa?"
"Masa kucing pakai nama?"
"Iya, namanya siapa?"
"..."
"Kucing hitam bernama Si Manis."
"Hehehe Si Manis."
"Kucingnya suka makan apa?"
"Tulang!"
"Tulang apa?"
"Tulang ayam!"
"Kucing hitam bernama Si Manis suka makan tulang ayam."
"Kok kucing ga suka makan daging?"
"Oh, suka. Kan di pinggiran tulang ada dagingnya kecil-kecil."
"..."
"Selain tulang, kucing suka makan apa?"
"Apa ya?"
"I..."
"I..."
"Ikan. Kucing hitam bernama Si Manis suka makan tulang ayam dan ikan. Ia makan sangat lahap."
"Makanannya abis."
"Iya, habis tak bersisa. Habis makan, kucingnya ngapain?"
"Main!"
"Main apa?"
"Main golf!"
"Oke. Setelah makan, Si Manis bermain golf bersama...? Bersama siapa?"
"Bersama teman kucing!"
"Iya, namanya siapa?"
"Namanya..."
"Gimana kalau namanya... Eh, kucingnya warna apa?"
"Biru!"
"Oh biru, ya udah namanya Si Biru."
"Eh namanya U aja deh!"
"Ya udah. Setelah makan, Si Manis bermain golf bersama temannya bernama U. Mereka bermain golf di... Di mana?"
"Di lapangan sepak bola!"
"Mereka bermain golf di lapangan sepak bola. Terus?"
"Udah ah gitu aja."
"Setelah selesai bermain, mereka pulang lalu tidur."
"Hehehe."
"Di rumahku ada seekor kucing hitam bernama Si Manis. Ia suka makan tulang ayam dan ikan. Ia makan lahap sekali hingga habis tak bersisa. Setelah selesai makan, ia bermain golf bersama temannya si kucing biru bernama U. Mereka bermain golf di lapangan sepak bola. Setelah selesai bermain, mereka pulang ke rumah masing-masing lalu tidur karena kelelahan."
"Hehehe."

Itulah dongeng duet kami. Semoga Faiz suka sehingga ada duet-duet selanjutnya. Atau malah dia bisa bersolo dongeng hehe.

Rabu, 09 Oktober 2013

Sopan Dong, Miss!

Kemarin saya menonton acara The Apartment: Design Your Destiny. Ini adalah acara reality show pencarian bakat di bidang desain apartemen. Ya, ajang pencarian bakat sekarang sudah banyak jenisnya. Setelah menyanyi, bermain peran, memasak, dan sekarang mendesain.

Acara ini diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Sembilan grup yang beranggotakan masing-masing dua orang, diberi kesempatan mendesain sebuah apartemen. Tantangan berbeda di tiap episodenya. Mulai kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, kamar anak, dapur, taman. Mereka mencoba peruntungan menjadi designer amatir terbaik.

The Apartment ini sudah berhasil meloloskan dua pasangan designer amatir. Kali ini di session 3 ada peserta asal Indonesia. Mereka adalah Ines dan Jennifer. Jika peserta lain mencantumkan profesi atau status mereka di bawah nama yang tampil di layar kaca, Ines dan Jennifer mencantumkan "Miss Indonesia" dan "Runner Up Miss Indonesia". Mereka pemenang kontes tersebut tahun lalu.

Tantangan pertama mereka adalah mendesain kamar tidur yang romantis. Pemenangnya adalah Yvette dan Sonya. Kemudian tantangan ke dua mendesain kamar mandi. Saat sebelum berbelanja dan mulai bekerja, duo Miss Indonesia masuk ke apartemen Yvette dan Sonya tanpa permisi. Mereka ingin melihat seperti apa desain pemenang tantangan sebelumnya. Sontak si pemilik apartemen mengusir mereka dengan halus. "Sudah tiga detik, silakan keluar!" Si duo Miss ini pun menurut dan berdalih mereka hanya ingin melihat bukan mau mencontek. Lalu pemilik apartemen berkata ke arah kamera (artinya kepada pemirsa tentu saja) kurang lebih seperti ini, "Kami tahu di beberapa kebudayaan, hal seperti itu lazim. Memasuki properti orang tanpa diundang. Kebudayaan vampir."

Pedas ya jendral? Tapi saya setuju dengan Yvette dan Sonya. Jangankan untuk orang timur yang konon lebih santun dibandingkan orang barat. Orang-orang barat pun akan menilai sama bahwa duo Miss Indonesia itu tidak sopan. Apa sulitnya sih meminta izin terlebih dahulu? Kalaupun tak diizinkan, itu adalah hak pemiliknya. Tapi nyelonong bukanlah tindakan terpuji.

Yang menyebalkan buat saya, mereka menggunakan gelarnya dalam kompetisi tersebut. Seperti kita tahu jika gelar-gelar seperti itu dibawa ke luar negeri, akan menjadi identitas negara yang diwakilinya. Apapun prilakunya menjadi representasi prilaku orang-orang di negeri asalnya. Oke, jelas saya tidak sependapat dengan hal-hal seperti ini. Tapi begitulah adanya. Dan si duo Miss Indonesia ini berprilaku seenaknya sambil menyandang gelar itu.

Haduh...

Saya sih lebih senang bila mereka tak membawa gelar tersebut dalam kompetisi ini. Toh tak ada relevansinya.

Meski begitu, saya tetap mendukung mereka dalam mendesain apartemen. Menurut saya, duo Miss ini punya kemampuan yang baik. Akan lebih cantik lagi kalau tetap bersikap sopan ya Mbak...eh Miss...