Minggu, 10 Januari 2010

Belanja Perlengkapan Bayi

Setelah tertunda beberapa kali, akhirnya jadi juga aku belanja perlengkapan bayi. Tak dinyana, harganya lumayan juga, ya! Tadinya kupikir baju-baju mungil itu punya harga yang mungil juga. Ternyata eh ternyata... Hehe...

Tapi tak apa. Ada harga memang ada rupa. Aku tak mau membelikan anakku pakaian yang kualitasnya diragukan. Bukankah hal-hal yang meragukan harus ditinggalkan? Hehe...

Senin lalu adalah kali pertama aku berbelanja perlengkapan bayi. Aku bukanlah pembeli tipe pencari ke sana kemari. Jadi begitu menemukan toko yang menurutku barangnya cocok dengan yang kumau di Blok A Tanah Abang (bukan iklan lo), kubeli saja semua kebutuhanku di situ. Tapi rupanya budget yang kubawa tak cukup membeli semua kebutuhanku. Alhasil aku hanya membawa pulang satu lusin bedongan, dua lusin popok, satu lusin pakaian bayi, satu lusin celana panjang, satu lusin gurita bayi, dan satu potong pakaian menyusui.

Maka pulanglah aku ke rumah. Namun saat menuruni tangga Blok F Tanah Abang untuk memotong jalan pulang, lutut kiriku keseleo. Aku tak bisa berjalan karena rasanya sakit sekali. Anehnya, terasa seperti terbentur benda keras. Padahal sama sekali aku tak terbentur apapun. Langkahku pun pelan-pelan saja sambil berpegangan pada pegangan tangga.

Alhamdulillah ada seorang ibu pemilik kios pakaian yang mempersilakan aku beristirahat di tokonya. Ia bilang, aku bisa selonjoran di sana. Sekitar 15-20 menit aku berselonjor sambil mengoleskan minyak angin ke bagian lututku yang sakit. Jujur saja ingin sekali aku berteriak karena rasanya yang sakit. Tapi malu. Hehe...

Begitu sudah agak enakan, akupun pulang. Di rumah aku minta maaf pada suamiku. Sebelumnya dia sudah menyuruhku minta ditemani saat akan ke pasar. Entah itu oleh kakak iparku maupun istri kakak iparku. Mereka berdua tergolong menguasai medan Pasar Tanah Abang. Tapi ketika itu aku ngotot pergi sendiri. Kupikir belanjaanku toh tidak banyak ini. Inilah barangkali balasannya istri yang tidak mendengarkan permintaan suami. Jadi malu.

Akhirnya begitu hari JUmat, aku minta ditemani kakak iparku berbelanja kembali. Alhamdulillah dia bersedia. Ia hanya mengajakku berbelanja perlengkapan bayi di lantai dasar Blok F Tanah Abang. Menurutnya, aku tidak perlu bersusah payah menaiki tangga. Apalagi lututku masih ngilu walaupun sudah diurut. Tapi kami juga ke lantai tiga sih, untuk membeli perlengkapanku saat di rumah sakit dan menyusui kelak.

Dengan budget dua kali lipat dari sebelumnya, kudapatkan banyak barang. Memang di Blok F lebih murah dari Blok A (bukan promosi lo). Kudapatkan satu buah tas, satu gendongan, dua buah topi bayi, dua buah washlap, sepasang sepatu, sebuah perlak, enam pasang sarung kaki dan tangan, sepasang pakaian, selusin popok bayi, selusin baju bayi, selusin celana pop, selusin celana pendek bayi, sebuah jaket, serta enam pasang kaos kaki. Sedangkan untukku empat buah pakaian panjang bukaan depan, lima buah kerudung, dan enam celana dalam mudah cuci.

Perlengkapan anakku sih rasanya sudah cukup. Apalagi ibuku dari Bandung sudah memaketkan dua buah selimut, dua buah handuk, selusin bedongan, dan dua buah kain gendongan. Tapi begitu sampai rumah, eh ada saja yang belum kami beli. Misalnya gurita wanita dewasa, maternal bra, jemuran dan kasur bayi. Wah masih harus belanja lagi nih kayaknya. Hehe...

Tapi tugasku juga belum selesai. Aku masih harus mencuci semuanya. Kalau paket dari Bandung dan belanjaan pertamaku sih sudah kucuci dan kusetrika. Sudah kubungkus lagi dalam plastik. Maklum belum beli lemari untuk pakaian bayi yang ternyata banyak juga ya jumlahnya. Tak muat dalam lemari pakaian kami. Di rumah ini, mencuci bergiliran. Ya, maklum saja massanya banyak. Sebenarnya hari ini giliranku mencuci. Tapi karena sudah dua hari terakhir ini tak ada panas matahari, jadinya jemuran masih penuh. Hm... Sabar... Sabar...

1 komentar: