Sabtu, 06 Juni 2009

Jiplak

“Lirik Rolling Stones aja bisa dijiplak apalagi punya kamu!” kata seorang lelaki pada kawannya. Kawannya itu hanya mengangguk-angguk. “Bener juga ya. Siapa gue?” sahutnya sambil tertawa.

Percakapan itu tentang niatan si kawan untuk mempublikasikan karya-karyanya. Entah itu puisi, cerpen, artikel, atau apa saja. Dia memang tengah giat menulis. Katanya, luapan ide di kepalanya sedang deras mengalir. Hanya saja dia khawatir publikasi yang diniatkan itu justru malah jadi malapetaka. Ia cemas jika karyanya akan dijiplak. Dia memang berniat mempublikasikannya di dalam blog.

Si lelaki ini memberikan usulannya untuk menyimpannya dalam bentuk yang lain dan mempublikasikannya dengan cara yang lain pula. Sayangnya saya tidak mendengarkan dengan jelas usulan yang dimaksud. Maklum, saya nguping. Hehe.

Memang, wadah seperti blog gratisan menjadi sarana yang baik para penulis pemula. Apapun yang ditulisnya pasti ada yang baca. Minimal teman-temannya sendiri. Ketika tulisan itu tentang ocehan atau kegiatan yang dilalui seseorang dalam perjalanan hidupnya, barangkali tidak menjadi masalah. Namun ketika yang ditulis berupa karya tulis, ini bisa jadi masalah.

Bisa saja karya berupa puisi milik seseorang dijiplak lalu dijadikan lagu oleh orang yang berkunjung ke blog si penulis. Lirik diklaim sebagai milik pencipta lagu. Penulis puisi hanya gigit jari ketika tahu puisinya dijiplak. Makna puisi dan lirik tak berbeda hanya diberi tambahan ini dan itu dan dihilangkan di bagian ini dan itu. Serupa tapi tak sama. Seperti nama kuis di koran edisi Hari Minggu ya? Hehe.

Atau bentuk lain lagi. Membuat karya tulis berupa cerpen dan dipublikasikan di blog tiba-tiba muncul karya serupa di sebuah majalah terbitan ibu kota dengan judul, nama tokoh, nama tempat, dan gaya penulisan yang berbeda. Dongkol bukan?

Hal-hal seperti ini sepertinya bukan hal yang baru satu atau dua kali terjadi. Hanya saja yang menjadi korban tidak merasa bisa berbuat apa-apa. Atau parahnya lagi tidak tahu jika karyanya dijiplak. Malah mungkin orang-orang yang berkunjung ke blog-nya menilai si penulis aslilah yang menjadi penjiplak. Berputar 180 derajat rupanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar